Jaket termasuk salah satu jenis pakaian dipastikan hampir semua orang punya. Biasa digunakan pada musim dingin/hujan untuk menghangatkan tubuh. Namun seiring perkembangan zaman, fungsi jaket semakin bertambah dan yang paling menonjol sebagai penunjang penampilan.
Maka tak heran model-model jaket kian bervariasi. Salah satunya kita kenal dengan model bomber jacket atau dengan nama lain flight jacket
Sebelum jadi trend di ranah fashion dunia, bomber jacket ini mulanya diperuntukkan bagi pilot pesawat militer untuk menjatuhkan bom. Karena risiko pekerjaan tersebut tinggi, maka pakaian yang dikenakan wajib awet, kuat, dan sedapat mungkin anti air.
Maka dari itu bahan kain yang digunakan tidak bisa sembarang pilih. Dari sekian banyak jenis kain yang ada, bisa dibilang sedikit yang layak dijadikan bahan pembuatan jaket bomber.
Paling tidak 5 jenis bahan kain berikut ini yang direkomendasikan karena memenuhi syarat mutu tertinggi untuk jaket bomber. Mari kita mulai dari grade paling bawah terlebih dahulu:
-
Kain Micro
Kain micro tergolong kain yang cukup fleksibel digunakan untuk segala kebutuhan fashion. Kain ini memang tampak agak tipis dan lemas sebab terbuat dari benang polyester yang halus. Namun, jangan terkecoh oleh tampilannya.
Dari segi ketahanan kain micro sebetulnya cukup kuat dan mampu membentengi tubuh si pengguna dari angin atau cuaca dingin. Bukan cuma itu, kain micro punya keutamaan lainnya berupa:
- Tahan air. Keutamaan tersebut berasal dari susunan serat kain yang cukup padat sehingga cairan sulit meresap sampai ke dalam. Itu pula yang membuat jacket bomber bahan micro tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pengeringan sehabis dicuci.
- Mudah dalam perawatan. Kain micro bukan kain yang membutuhkan perlakuan khusus untuk mencuci dan mengeringkannya. Bahkan karena sifatnya yang tidak mudah kusut, jaket bomber tidak perlu disetrika sama sekali. Selain itu, karena kerapatan seratnya, tumpahan noda hanya berjejak di permukaan saja dan lebih mudah dibersihkan.
- Bobotnya ringan. Memudahkan kita untuk tetap bergerak aktif.
- Permukaan kain halus tanpa bulu. Sehingga aman digunakan bagi yang memiliki riwayat alergi kulit maupun pernapasan seperti asthma.
Kain micro sendiri ada banyak macamnya. Semua turunannya memiliki karakteristik, keunggulan, serta kelemahannya masing-masing. Berikut beberapa jenis kain yang masih termasuk dalam kelompok besar kain micro.
A. Micro WP
Micro WP dikenal juga dengan nama lain micro despo. Di antara semua jenis kain micro, jenis inilah yang paling sering dilibatkan dalam pembuatan jaket micro. Sebab susunan seratnya lebih rapat sehingga kemampuannya dalam menahan angin dan air lebih dapat diandalkan.
B. Micro Bintik
Micro bintik ditandai dari tekstur kainnya yang berbintik-bintik. Walau sifat water resistant yang dimilikinya di bawah micro wp, namun jenis yang satu ini tak kalah dipilih karena lembut dan ringan.
C. Micro Ripstop
Kain micro ripstop sebetulnya tidak murni menggunakan benang polyester 100%, melainkan ada penggabungan benang lain yang berukuran lebih besar dalam proses pembuatannya.
Namun tidak menghilangkan karakteristik kain micro pada umumnya. Jika micro bintik dapat dikenali karena teksturnya berbintik-bintik, maka micro ripstop ditandai dengan teksturnya yang kotak-kotak.
D. Microfiber
Dibanding ketiga jenis kain micro yang disebutkan di atas, jenis microfiber ini yang tidak memiliki sifat menahan air. Cenderung lebih tipis namun tetap lembut dan terasa nyaman sekali dikenakan.
Mengingat keunggulannya berada di bawah jenis kain micro lainnya, maka jaket bomber dari bahan ini lebih cocok digunakan sebagai jaket fashion. Hal itu semata bukan untuk kerja berisiko tinggi.
-
Kain Mayer
Tak mau kalah dari kain micro, kain mayer hadir memenuhi kebutuhan dalam pembuatan jaker bomber. Kain ini unggul karena bobotnya yang ringan serta mengkilap. Memang, cenderung tipis.
Namun dari segi kekuatan juga cukup membanggakan. Kain mayer mengingatkan kita pada kain parasut yang biasa digunakan sebagai pakaian olahraga. Hanya saja, kain mayer tidak mudah kusut dan tampilannya lebih mewah.
Sebagaimana kebaikan yang ditawarkan parasut, kain mayer juga unggul dalam hal menahan air. Sifat inilah yang sesungguhnya paling diharapkan dari sebuah jaket, bukan? Di samping itu perawatan yang mudah dan proses pengeringan yang tidak perlu memakan waktu lama menjadikan kain mayer pilihan oleh banyak orang.
-
Kain Puma
Kain puma turut direkomendasikan sebagai bahan kain terbaik dalam pembuatan jaket bomber. Jika diperhatikan sekilas, kain puma mirip dengan kain micro. Namun, ketika diraba kita akan merasakan perbedaannya. Ya, kain puma memiliki permukaan yang lebih bertekstur daripada kain micro. Namun dari sisi kelembutan, keduanya berimbang.
Selain itu, kain puma juga disempurnakan oleh beberapa karakteristik lain yang dimilikinya:
- Cenderung tebal, sehingga cocok sekali untuk menghangatkan tubuh.
- Sifat kainnya yang lemas membuat jaket bomber berbahan puma sangat nyaman dikenakan dalam waktu lama.
- Kuat dan tidak berisik ketika bergesekan dengan benda lain.
- Dari segi perawatan sangat mudah. Memudahkan bagi siapa saja yang tak ingin menghabiskan waktu lama menghadapi proses pencucian dan pengeringan.
- Tidak mudah kusut. Karakter ini memungkinkan kita tak perlu buang-buang tenaga menyetrikanya selepas dicuci.
- Terpenting, memiliki sifat anti air.
Sama halnya dengan kain micro, kain puma juga memiliki beberapa turunan jenis, yakni:
A. Kain Puma Scott
Jaket bomber yang dibuat untuk melengkapi kebutuhan fashion semata, umumnya memilih puma scott ini sebagai bahan utamanya. Pertimbangannya berdasarkan tingkat kelembutan yang dimilikinya serta bobot kain yang cenderung lebih ringan.
B. Kain Puma Scott WP
Jenis kedua dinamakan scott wp. Jenis ini bisa dibilang lebih unggul dibandingkan yang sebelumnya. Lebih tebal, tidak berisik ketika bergesekan, dan tahan air. Sangat ideal digunakan sebagai bahan pembuatan jaket bomber yang berguna lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan fashion.
-
Kain ZN
Pada posisi keempat ditempati oleh kain ZN. Dalam dunia tekstil, kain ZN masih “kerabat dekat” dengan kain taslan. Hanya saja mutunya sedikit berada di bawah taslan.
Kain ZN paling banyak dimanfaatkan dalam pembuatan jaket bomber untuk kebutuhan yang lebih serius, misalnya kebutuhan militer, ekspedisi alam bebas, dan aktivitas-aktivitas berisiko tinggi lainnya. Hal itu tak terlepas dari sejumlah keunggulan kain ZN itu sendiri, di antaranya:
- Lebih tebal sehingga sangat mungkin melindungi tubuh dari cuaca dingin dan hujan.
- Sifat tahan air yang tak perlu diragukan.
- Tidak gampang kusut sehingga bisa digunakan berkali-kali tanpa perlu disetrika sekalipun.
- Tergolong kain yang bandel dalam artian tidak memerlukan perlakuan khusus dalam perawatannya. Cukup dicuci dengan deterjen apa saja dan dikeringkan seperti biasa.
-
Kain Taslan
Nah, ini dia kain paling direkomendasikan untuk pembuatan beragam jenis jaket termasuk jaket bomber. Kain taslan dianggap paling ideal untuk memenuhi unsur-unsur kelayakan dari sebuah jaket. Beberapa keunggulan kain taslan yang sulit kita temukan pada jenis-jenis kain lainnya adalah:
- Tebal, tapi tidak kaku. Ketebalan yang dimilikinya membuat kita tak perlu khawatir menghadapi cuaca dingin seperti saat hujan, di atas gunung, bersalju, dan sebagainya. Hebatnya lagi, walau tebal kain ini tidak kaku di badan. Jadi tetap memungkinkan kita merasa nyaman saat mengenakannya.
- Permukaannya dilengkapi dengan lapisan anti air. Itu yang menyebabkan jaket bomber berbahan taslan bisa digunakan saat hari hujan tanpa takut kebasahan.
- Tidak mudah kusut sehingga tetap terlihat rapi meski sudah digunakan berkali-kali.
- Proses pencuciannya mudah, sekaligus tidak membutuhkan waktu lama untuk pengeringan.
- Dilengkapi dengan lapisan anti jamur. Juga, lapisan minyak khusus yang menjadikan tampilannya tampak agak glowing.
Kain taslan sendiri terbagi beberapa jenis berdasarkan karakteristik serta tingkat mutu masing-masing, yakni:
- Taslan risotop.
- Taslan salur.
- Taslan bening.
- Taslan milky.
Jaket Bomber Dari Masa Ke Masa
Sejak beberapa tahun terakhir, kehadiran jaket bomber memang berhasil menyedot perhatian khalayak ramai. Bukan sebab fungsinya sebagai pelindung tubuh saja, melainkan karena modelnya yang dianggap menarik untuk digunakan dalam segala kondisi.
Tetapi sebelum seperti sekarang ini, jaket bomber telah mengalami perkembangan model dari masa ke masa. Mari kita tinjuan masing-masing perkembangannya:
Era Perang Dunia 1
Jaket bomber didesain dengan bentuk kerah tinggi, penutup kepala, serta ritsleting pada bagian depan. Pada bagian pinggang diperketat sehingga bagian atas jaket terlihat menggelembung ketika dipakai. Rumbai dari bulu hewan mengelilingi bagian tepi penutup kepala dan bagian pinggang.
Era Perang Dunia 2
Perubahan tak tampak terlalu signifikan, namun manufaktur yang bertindak sebagai pemasok jaket bomber memilih kulit domba sebagai bahan utama pembuatannya. Kulit domba dirasa lebih awet dan hangat bila dimanfaatkan sebagai bahan pakaian.
Model A-1
Model selanjutnya diberi nama bomber A1. Masih memanfaat kulit hewan, namun dari segi tampilan sudah cukup banyak perubahan. Bomber A1 dilengkapi dengan kancing susun pada bagian depan sebagai penutup, juga sepasang kantong berukuran cukup besar di kiri kanan bawah.
Bagian pinggang dan pergelangan tangan diberi ban guna menjaga kestabilan jaket di badan, sekalipun penggunanya banyak bergerak.
Model A-2
Terinspirasi dari model A-1, jaket bomber A-2 pun hadir dengan beberapa penyempurnaan di beberapa bagian hingga membuat tampilan keseluruhannya tampak lebih trendy dari sebelumnya. Bahan kulit hewan masih jadi pilihan.
Namun model kali ini menggabungkan antara kemeja dan jaket. Itu bisa dilihat dari bentuk kerahnya yang bergaya kemeja. Model ritsleting depan diberi penutup sehingga tidak kelihatan. Sementara model tangan, pinggang dan letak saku masih mengikuti model sebelumnya.
Model G-1
Bomber model G1 mulai diperlihatkan pada tahun 1947 dan bertahan hingga 1978. Sama seperti sebelum-sebelumnya, model ini setia dengan bahan kulit. Model kerah kemeja juga masih dipertahankan. Bedanya, ada penambahan bulu angsa di bagian kerah. Selain sebagai aksen, bulu angsa juga dimaksudkan untuk menghangatkan bagian leher saat musim dingin.
Model B-15
Untuk pertama kalinya jaket bomber hadir menggunakan bahan nylon. Penggunaan bahan nylon ini dirasa menguntungkan karena lebih ekonomis dibandingkan kulit hewan. Pun bobotnya jadi lebih ringan.
Model penutup depan kembali mengikuti model A-1, sedangkan model kerah masih terinspirasi dari jaket bomber model G-1. Pembaruan lainnya bisa dilihat pada model sakunya yang sengaja didesain miring.
Model MA-1
Desain jaket bomber terus “menggila” dan makin tampak kekinian. Kali ini dimunculkan model MA-1 dengan ciri khas potongan pola lebih ramping. Menggunakan bahan nylon berkualitas lebih tinggi daripada sebelumnya. Bagian kerah dirancang tegak namun berbahan karet.
Pada bagian bahu diberi skoder untuk menyematkan pangkat. Dua buah saku model miring di bagian depan, dua buah saku di bagian dalam, serta satu di bagian lengan untuk menyimpan bolpoin.
Model MA-2
Jaket bomber model MA-2 benar-benar mendapat tempat di hati sebagian besar masyarakat. Model ini pula yang paling bertahan lama hingga sekarang. Bukan cuma dipakai untuk kepentingan militer, tapi juga pendaki gunung, penjelajah alam liar, hingga kegiatan santai.
Model MA-2 menggunakan bahan nomex yang terkenal kuat, tahan angin dan anti air. Bentukannya mirip MA-1, namun model kerahnya kembali pada model A-2. Secara keseluruhan model jaket bomber seperti inilah yang diharapkan oleh seluruh kalangan: simple namun tidak mengurangi fungsinya sebagai pelindung tubuh.
Baca Juga : Penemu Mesin Jahit
Kesimpulan
Selain pemilihan bahan yang tepat, kenyamanan mengenakan jaket bomber juga ditentukan dari modelnya juga. Sesuaikan model bomber Anda dengan aktivitas yang biasa dilakukan. Semakin besar berat risio kegiatan Anda, harus semakin kuat material jaket bomber yang dibutuhkan.
Semoga setelah membaca uraian panjang ini, Anda tak lagi salah menentukan pilihan kain untuk jaket bomber yang terbaik.